Pengkajian
A.Data Subyektif
Pengertian pasien tentang sakit kepala dan kemungkinan penyebabnya.
- Sadar tentang adanya faktor pencetus, seperti stress.
- Langkah - langkah untuk mengurangi gejala seperti obat-obatan.
- Tempat, frekwensi, pola dan sifat sakit kepala termasuk tempat nyeri, lama dan interval diantara sakit kepala.
- Awal serangan sakit kepala.
- Ada gejala prodomal atau tidak
- Ada gejala yang menyertai.
- Riwayat sakit kepala dalam keluarga (khusus penting sekali bila migren).
- Situasi yang membuat sakit kepala lebih parah.
- Ada alergi atau tidak.
- 2. Data Obyektif
- Perilaku : gejala yang memperlihatkan stress, kecemasan atau nyeri.
- Perubahan kemampuan dalam melaksanakan aktifitas sehari - hari.
- Terdapat pengkajian anormal dari sistem pengkajian fisik sistem saraf cranial.
- Suhu badan
- Drainase dari sinus.
- Dalam pengkajian sakit kepala, beberapa butir penting perlu dipertimbangkan. Diantaranya ialah:
- Sakit kepala yang terlokalisir biasanya berhubungan dengan sakit kepala migrain atau gangguan organik.
- Sakit kepala yang menyeluruh biasanya disebabkan oleh penyebab psikologis atau terjadi peningkatan tekanan intrakranial.
- Sakit kepala migren dapat berpindah dari satu sisi ke sisi yang lain.
- Sakit kepala yang disertai peningkatan tekanan intrakranial biasanya timbil pada waktu bangun tidur atau sakit kepala tersebut membengunkan pasien dari tidur.
- Sakit kepala tipe sinus timbul pada pagi hari dan semakin siang menjadi lebih buruk.
- Banyak sakit kepala yang berhubungan dengan kondisi stress.
- Rasa nyeri yang tumpul, menjengkelkan, menghebat dan terus ada, sering terjadi pada sakit kepala yang psikogenis.
- Bahan organis yang menimbulkan nyeri yang tetap dan sifatnya bertambah terus.
- Sakit kapala migrain bisa menyertai mentruasi.sakit kepala bisa didahului makan makanan yang mengandung monosodium glutamat, sodim nitrat, tyramine demikian juga alkohol.
- Tidur terlalu lama, berpuasa, menghirup bau-bauan yang toksis dalam lingkungan kerja dimana ventilasi tidak cukup dapat menjadi penyebab sakit kepala.
- Obat kontrasepsi oral dapat memperberat migrain.
- Tiap yang ditemukan sekunder dari sakit kepala perlu dikaji.
- CT Scan, menjadi mudah dijangkau sebagai cara yang mudah dan aman untuk menemukan abnormalitas pada susunan saraf pusat.
- MRI Scan, dengan tujuan mendeteksi kondisi patologi otak dan medula spinalis dengan menggunakan tehnik scanning dengan kekuatan magnet untuk membuat bayangan struktur tubuh.
- Pungsi lumbal, dengan mengambil cairan serebrospinalis untuk pemeriksaan. Hal ini tidak dilakukan bila diketahui terjadi peningkatan tekanan intrakranial dan tumor otak, karena penurunan tekanan yang mendadak akibat pengambilan CSF.
- Nyeri b.d stess dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasospasme, peningkatan tekana intrakranial.
- Koping individual tak efektif b.d situasi krisis, kerentanan personal, sistem pendukung tidak adequat, kelebihan beban kerja, ketidakadequatan relaksasi, metode koping tidak adequat, nyeri berat, ancaman berlebihan pada diri sendiri.
- Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d kurang mengingat, tidak mengenal informasi, keterbatasab kognitif.
1. Nyeri b.d stess dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasospasme, peningkatan tekana intrakranial.
Intervensi ;
- Pastikan durasi/episode masalah , siapa yang telah dikonsulkan, dan obat dan/atau terapi apa yang telah digunakan
- Teliti keluhan nyeri, catat itensitasnya ( dengan skala 0-10 ), karakteristiknya (misal : berat, berdenyut, konstan) lokasinya, lamanya, faktor yang memperburuk atau meredakan.
- Catat kemungkinan patofisiologi yang khas, misalnya otak/meningeal/infeksi sinus, trauma servikal, hipertensi atau trauma.
- Observasi adanya tanda-tanda nyeri nonverbal, seperi : ekspresi wajah, posisi tubuh, gelisah, menangis/meringis, menarik diri, diaforesis, perubahan frekuensi jantung/pernafasan, tekanan darah.
- Kaji hubungan faktor fisik/emosi dari keadaan seseorang
- Evaluasi perilaku nyeri
- Catat adanya pengaruh nyeri misalnya: hilangnya perhatian pada hidup, penurunan aktivitas, penurunan berat badan.
- Kaji derajat pengambilan langkah yang keliru secara pribadi dari pasien, seperti mengisolasi diri.
- Tentukan isu dari pihak kedua untuk pasien/orang terdekat, seperti asuransi, pasangan/keluarga
- Diskusikan dinamika fisiologi dari ketegangan/ansietas dengan pasien/orang terdekat
- Instruksikan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera jika nyeri itu timbul.
- Tempatkan pada ruangan yang agak gelap sesuai dengan indikasi.
- Anjurkan untuk beristirahat didalam ruangan yang tenang.
- Berikan kompres dingin pada kepala.
- Berikan kompres panans lembab/kering pada kepala, leher, lengan sesuai kebutuhan.
- Masase daerah kepala/leher/lengan jika pasien dapat mentoleransi sentuhan.
- Gunakan teknik sentuhan yang terapeutik, visualisasi, biofeedback, hipnotik sendiri, dan reduksi stres dan teknik relaksasi yang lain.
- Anjurkan pasien untuk menggunakan pernyataan positif “Saya sembuh, saya sedang relaksasi, Saya suka hidup ini”. Sarankan pasien untuk menyadari dialog eksternal-internal dan katakan “berhenti” atau “tunda” jika muncul pikiran yang negatif.
- Observasi adanya mual/muntah. Berikan es, minuman yang mengandung karbonat sesuai indikasi.
Intervensi ;
- Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian. Ambil keuntungan dari kegiatan yang daoat diajarkan.
- Bantu pasien dalam memahami perubahan pada konsep citra tubuh.
- Sarankan pasien untuk mengepresikan perasaannya dan diskusi bagaimana sakit kepala itu mengganggu kerja dan kesenangan dari hidup ini.
- Pastikan dampak penyakitnya terhadap kebutuhan seksual.
- Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penagnan, dan hasil yang diharapkan.
- Kolaborasi
- Rujuk untuk melakukan konseling dan/atau terapi keluarga atau kelas tempat pelatihan sikap asertif sesuai indikasi.
Intervensi:
- Diskusikan etiologi individual dari saki kepala bila diketahui.
- Bantu pasien dalam mengidentifikasikan kemungkinan faktor predisposisi, seperti stress emosi, suhu yang berlebihan, alergi terhadap makanan/lingkungan tertentu.
- Diskusikan tentang obat-obatan dan efek sampingnya. Nilai kembali kebutuhan untuk menurunkan/menghentikan pengobatan sesuai indikasi
- Instruksikan pasien/orang terdekat dalam melakukan program kegiatan/latihan , makanan yang dikonsumsi, dan tindakan yang menimbukan rasa nyaman, seprti masase dan sebagainya.
- Diskusikan mengenai posisi/letak tubuh yang normal.
- Anjurkan pasien/orang terdekat untuk menyediakan waktu agar dapat relaksasi dan bersenang-senang
- Anjurkan untuk menggunakan aktivitas otak dengan benar, mencintai dan tertawa/tersenyum.
- Sarankan pemakaian musik-musik yang menyenangkan.
- Anjurkan pasien untuk memperhatikan sakit kepala yang dialaminya dan faktor-faktor yang berhubungan atau faktor presipitasinya.
- Berikan informasi tertulis/semacam catatan petunjuk
- Identifikasi dan diskusikan timbulnya resiko bahaya yang tidak nyata dan/atau terapi yang bukan terapi medis
Daftar Pustaka
- Barbara C Long, 1996, Perawatan Medikal Bedah, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran, Bandung.
- Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.
- Marlyn E. Doengoes, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untukPerencanaan & Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC, Jakarta.
- Priguna Sidharta, 1994, Neurogi Klinis dalam Praktek Umum, Dian Rakyat, Jakarta.
- Susan Martin Tucker, 1998, Standar Perawatan Pasien : Proses Perawatan, Diagnosa dan Evaluasi, Edisi V, Vol 2, EGC, Jakarta.
- Sylvia G. Price, 1997, Patofisologi, konsep klinik proses - proses penyakit. EGC, Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar